Ejaan dalam bahasa tulis adalah pengganti intonasi, ekspresi, dan gestur dalam bahasa lisan. Itulah mengapa, ketika membaca kalimat kutipan dalam cerita, kita spontan membayangkan tingkah sang tokoh. Atau, bahkan, kita sering diam-diam memperagakan sang tokoh.
Di samping itu, pemakaian ejaan bisa menunjukkan "siapa" penulisnya. Kita tentu akrab dengan pepatah "bahasa menunjukkan bangsa". Nah, kita akan terbaca sebagai "bangsa" apa lewat pemakaian ejaan dalam tulisan kita.
Untuk belajar disiplin mengeja bahasa Indonesia, kita bisa merujuk kepada PUEBI.
Jumat, 12 Januari 2018
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Dilahirkan dan dibesarkan di desa, dewasa di kota, berpikir global dan bertindak lokal ala desa.
Tembe Krasa #3 (Cerkak)
Ora krasa wis kliwat Nguter. Nyumurupi plengkung “Selamat Datang” ing gapura kikis kabupatèn, kaya disengkakaké anggoné Pak Didik...
0 comments:
Posting Komentar