Pernahkah kita memperhatikan bayi yang tengah belajar berjalan? Adakah seminar, workshop, diklat, atau sekadar serangkaian petunjuk teknis yang ia ikuti sebelum mulai belajar berjalan? Tak! Ia langsung mencoba berjalan begitu saja. Gagal? Sering! Lalu? Nekat terus! Akhirnya? Berhasil! Puas? Tak! Lalu? Lari, melompat, salto, dan seterusnya.
Begitu pulalah semestinya kita belajar menulis. Kalau tidak percaya, ayo, kita simak tulisan Abdul Halim Fathani yang merupakan bagian dari buku Quantum Belajar: Membangun Gelora untuk Bahagia.
Membaca atau mengunduh artikel
Rabu, 17 Januari 2018
Belajar Menulis, Lalu Menulis, dan Menulislah
Dilahirkan dan dibesarkan di desa, dewasa di kota, berpikir global dan bertindak lokal ala desa.
Tembe Krasa #3 (Cerkak)
Ora krasa wis kliwat Nguter. Nyumurupi plengkung “Selamat Datang” ing gapura kikis kabupatèn, kaya disengkakaké anggoné Pak Didik...
0 comments:
Posting Komentar